Adsense

19.5.12

Megaproyek Pembangunan

Pertumbuhan penduduk di suatu negara yang sedang berkembang berdampak pula pada peningkatan pembangunan sarana dan prasarana serta fasilitas umum. Diantaranya pembangunan jalan raya (Tol), Fasilitas transportasi (bandara), Pemukiman baru (kota baru). Semua fasilitas ini dimungkinkan dapat terwujud demi kepentingan umum sehingga dapat menghasilkan kontribusi bagi pendapatan daerah. Bukan hanya sekedar pamer kemampuan terhadap daerah lain, namun sarana-sarana yang berhubungan erat dengan kepentingan umum selayaknya memang lebih diutamakan.

Dalam melaksanakan proyek pembangunan dengan skala besar (megaproyek) tentunya keterlibatan pihak ketiga (investor) sangat dibutuhkan sebagai kontribusi anggaran demi tercapainya proses pembangunan yang direncanakan. Ada pula proyek-proyek lain mengandalkan dari sumber pendapatan daerah (APBD) masing-masing, yang tentunya ini tergantung dari kemampuan daerah tersebut. 

Lalu timbul pertanyaan-pertanyaan, apakah keikutsertaan pihak asing dalam berinvestasi terhadap pembangunan tersebut lebih diprioritaskan? Apakah dengan anggaran APBD yang ada sudah mencukupi anggaran untuk membiayai pembangunan megaproyek-megaproyek yang akan dilaksanakan?. Ataukah dengan cara menggunakan anggaran pemerintah pusat dan swasta? Pertanyaan lain yang terjadi dimasyarakat adalah apakah megaproyek tersebut terbangun sesuai dengan rencana atau tidak? 

Mengingat peristiwa yang terjadi pada proses pembangunan megaproyek-megaproyek sebelumnya dan berdasarkan fakta-fakta dari daerah lain yang ternyata proyek-proyek yang dilaksanakan berindikasi adanya penyelewengan anggaran yang dilakukan oleh oknum yang melibatkan diri dalam proses megaproyek demi mendapat keuntungan pribadi atau golongan. Maka wajar masyarakat memandang hal tersebut merasa tidak yakin akan berhasil sempurna dan kekhawatiran akan terjadi lagi penyelewengan-penyelewengan.

Banyak sekali polemik-polemik terjadi dimasyarakat seputar pembangunan megaproyek. Hal ini semakin menurunkan tingkat kepercayaan dan keyakinan masyarakat terhadap proyek pembangunan tersebut, apalagi pembangunan tersebut berskala besar dan diperkirakan menelan biaya yang banyak. Karena setiap perencanaan mempertimbangkan apa yang akan terjadi di masa yang akan datang.

Jika setiap perencanaan yang disusun mengalami kegagalan akibat adanya rencana lain di masa mendatang tidak menghormati perencanaan yang telah disusun sebelumnya, tentu kita tidak tahu lagi akan di bawa ke arah mana pembangunan itu selanjutnya. Dengan demikian diupayakan agar masterplan yang telah disusun tidak mengalami perubahan, sebab konsistensi tersebut merupakan pegangan utama bagi kalangan investor yang akan menanamkan modalnya.

Sementara untuk proyek rutin yang sudah jelas harus dibangun dengan menggunakan anggaran pemerintah harus ditangani langsung oleh pemerintah itu sendiri. Contohnya megaproyek pembangunan jalan tol lampung yang langsung ditangani oleh PT. Lampung-Jasa-Utama yang telah diberi mandat oleh pemerintah provinsi untuk mengelolanya. Sementara untuk proyek lain yang dibangun juga menggunakan pemerintah seperti jalan lingkar diserahkan pelaksanaan dan target penyelesaiannya kepada dinas pekerjaan umum.

Namun sebelumnya pemerintah provinsi juga harus membuat masterplan berkaitan dengan megaproyek ke dalam sebuah dokumen perencanaan, sehingga dapat memperjelas keberadaan semua megaproyek tersebut. Dengan tugas yang jelas dan manajemen perusahaan yang bagus, tentunya masyarakat sebagai penikmat megaproyek akan mempercayakan sepenuhnya kepada pemerintah sebagai pelaksana pembangunan.


Kepercayaan masyarakat pada rencana tersebut menjadi tinggi dan akan dipandang sangat realistis jika tahapan megaproyek terkondisikan dengan baik pada pelaksanaannya, dan dapat pula akan menjadi penyemangat khususnya bagi kalangan pelaku usaha jasa konstruksi yang ada.

Harapan terbesar sebagai warga masyarakat adalah setiap pembangunan yang direncanakan akan terlaksanakan dengan baik dan benar, tentunya upaya ini akan semakin mempermudah akses laju pembangunan di masa-masa yang akan datang.

No comments:

home