Setiap manusia pernah menjadi bayi dan pernah menjadi bayi (anak kecil), proses ini menjadi rahasia tuhan tanpa ada yang mengetahui sejak kapan berlangsungnya. Setelah bayi dilahirkan hingga tahun pertama, bayi perlu ekstra bimbingan dalam rangka mendidik dan membesarkan secara fisik, karakter, mental dan sebagainya yang itu menjadi tanggung jawab si orang tua selaku yang diamanatkan untuk mendidiknya. Orang tua yang mendidik anaknya bertujuan untuk mengenalkan ilmu dunia dan akhirat kepada si anak agar dapat tumbuh dan berkembang sesuai dengan tujuan hidup kedua orang tuanya. Setiap orang tua yang mendidik anaknya memiliki tujuan yang sama yaitu untuk mengenalkan ilmu-ilmu yang ada sebagai pelajaran kehidupan si anak.
Saat ini kemajuan teknologi yang semakin maju kian mendukung dalam mencari dan mempelajari cara-cara maupun metode-metode untuk mendidik anak menjadi yang diharapkan. Media internet yang semakin mudah diakses menjadi peran penting dalam menambah wawasan orang tua dalam mendidik anaknya. Tidak hanya dunia internet saja, media masa-media masa pun selalu menayangkan acara-acara yang bersifat mendidik, bahkan buku-buku yang khusus mempelajari pendidikan anak pun sekarang mudah didapatkan. Orang tua yang memahami pentingnya pendidikan bagi anak tentu akan berupaya semaksimal mungkin untuk mengajarkan anaknya agar menjadi insan yang beradab.
Anak kecil, sebut saja balita memiliki tingkat kecerdasan yang berbeda-beda. Hal ini dapat dilihat dari sikap yang dilakukannya terhadap sesuatu atau mainan yang di sukai. Terlebih lagi jika mainan tersebut telah menjadi idola bagi si anak. Rasa memiliki yang tinggi sehingga enggan untuk berbagi adalah menjadi ciri khas anak balita. Namun sebagian orang tua yang lain sikap tersebut bukan hal yang wajar dilakukan oleh anak kecil atas dasar alasan tertentu. Maka dapat dikatakan wajar jika perilaku tersebut dimiliki oleh si anak, namanya juga anak kecil yang belum memiliki penalaran.
Justru hal yang tersebut dapat kita jadikan pelajaran yang berarti jika kita mau mengamati lebih mendalam lagi, apakah sifat-sifat anak yang terlihat dari perilakunya dapat kita jadikan pelajaran bagi orang dewasa. Lebih jelas lagi jika hal itu dapat terjemahkan dalam bentuk perilaku bagi orang dewasa. Misalnya sikap memiliki yang tinggi si anak akan sesuatu yang ia sayangi dapat kita duplikasi menjadi sebuah bentuk kepribadian bagi orang dewasa jika telah membina rumah tangga. Rasa memiliki yang tinggi itulah patut dicontoh bagi orang dewasa. Bukan berarti memiliki sikap pelit terhadap sesuatu benda yang disayanginya, namun muatan sosialnya yang perlu ditiru.
Contoh yang lain jika si anak berlari tanpa melihat sesuatu di depannya berbahaya atau tidak. Bagi orang tua dewasa tentu hal tersebut menjadi pekerjaan rumah yang ekstra tinggi, karena kekhawatiran akan hal tersebut terjadi, si anak yang sudah dapat berjalan bahkan berlari sampai ke jalanan yang kebetulan sedang ramai kendaraan berlalu lalang. Hal ini menjadi momok yang menakutkan bagi orang tua. Tergantung bagaimana orang tua mengawasi perilaku bermain si anak ketika sedang bermain di luar rumah.
Hal yang dapat kita ambil sebagai pelajaran adalah dalam hal sikap totalitas melakukan sesuatu yang ada. Mungkin hal ini dapat ditemukan dalam dunia pekerjaan yang sedang kita jalani. Bagaimana sikap totalitas serta loyalitas yang tinggi perlu dimiliki oleh orang dewasa. Anak kecil tentu tidak akan paham dengan bahaya yang akan dihadapinya ketika ia menyeberang jalan tanpa melihat situasi sekitarnya. Dan tanpa memikirkan resiko besar atau tidak sudah pasti si anak akan terus berlari hingga sampai pada tujuannya.
Bagi orang dewasa sikap tersebut tentunya dapat menjadi referensi yang baik dalam hal menyelesaikan sesuatu masalah apapun yang dihadapinya. Tentunya dalam hal yang lainnya kita sebagai orang dewasa akan lebih memahami sikap-sikap anak kita yang menurut orang dewasa masih perlu bimbingan dan pengawasan. Namun dibalik sikap-sikap anak kecil tersebut terselip bahan pelajaran bagi kita sebagai orang yang telah dewasa. Dan tentunya masih banyak bahan pelajaran-bahan pelajaran yang dapat kita jumpai.
semoga bermanfaat.
No comments:
Post a Comment